Huawei Siap Guna Melawan Apple Di AS. Sekarang Nasibnya Tidak pasti

Huawei pernah mempunyai ambisi besar guna menumbuhkan kehadirannya di Amerika Serikat. Amerika Serikat adalah bagian kecil dari bisnis Huawei, namun penyedia telekomunikasi TexasQQ terbesar di dunia dan penjaja smartphone terbesar kedua hendak mempunyai kehadiran yang jauh lebih banyak di negara ini. Itu menyaksikan pasar AS sebagai kesempatan pertumbuhan guna bisnis smartphone-nya, dan hendak menjual perlengkapan TI untuk perusahaan.

Huawei Siap Guna Melawan Apple Di AS. Sekarang Nasibnya Tidak pasti
Huawei Siap Guna Melawan Apple Di AS. Sekarang Nasibnya Tidak pasti
Bagian urgen dari upaya itu ialah Futurewei, pos riset dan pengembangan perusahaan AS. Huawei, yang dikenal karena tidak sedikit berinvestasi dalam R&D, menuangkan jutaan ke Futurewei selama nyaris dua dekade. Pusat-pusat riset memungkinkan Huawei memanfaatkan tidak sedikit sumber daya negara guna inovasi teknologi pada saat tersebut tidak melulu terlihat tumbuh di Amerika Serikat, tetapi pun karena dengan cepat berkembang di semua dunia dan bersiap guna menjadi pemimpin dalam upaya mendorong 5G.

Tetapi ambisi perusahaan di Amerika Serikat, terutama untuk Futurewei, sudah terhambat oleh kampanye desakan Gedung Putih yang kini berjalan nyaris setahun. Pembatasan tersebut menghantam bisnis Huawei AS di sekian banyak  bidang: melarangnya melakukan pembelian dari pemasok utama Amerika dan menakut-nakuti penjualan perlengkapan telekomunikasi di pasar pedesaan Amerika. Mereka pun membuatnya ilegal untuk Futurewei guna mentransfer teknologi ke tempat Huawei di luar Amerika Serikat.

Akibatnya, Futurewei sudah memecat staf, memblokir kantor dan kehilangan kemitraan yang berharga dengan universitas-universitas Amerika, yang semuanya bisa membahayakan posisinya sebagai inovator teknologi terkemuka.

Meskipun investasinya di Amerika Serikat ialah bagian yang relatif kecil dari total perkiraan penelitian dan pengembangannya, investasi tersebut menggambarkan pentingnya kehadiran di negara lokasi talenta teknologi, modal ventura, dan riset akademis, serta perusahaan terkemuka lainnya, dikelompokkan. . Meskipun sejumlah eksekutif telah menganjurkan perusahaan bisa meninggalkan negara tersebut sama sekali, Huawei berisiko dirugikan bila ditutup sepenuhnya dari pengembangan di Amerika Serikat.

"Anda tidak bisa menghitung inovasi yang tidak terjadi, jadi kami tidak bakal dapat memahami untuk sedangkan waktu apa konsekuensinya untuk Huawei sebab keluar dari Amerika Serikat," kata Scott Kennedy, penasihat senior di Center. guna Studi Strategis dan Internasional. "Ini laksana oksigen, anda tidak pernah benar-benar yakin seberapa signifikannya sampai anda tidak memilikinya."

Untuk bagiannya, Huawei menegaskan bakal baik-baik saja andai terpaksa meninggalkan Amerika Serikat, tapi tersebut bukan rute yang hendak diambil. "Huawei hendak bertemu dengan pejabat pemerintah AS untuk menggali solusi, namun sulit mengejar orang yang akan berkata dengan kami," kata perusahaan tersebut dalam suatu pernyataan untuk Media Business.

Operasi riset dan pengembangan AS


Pada mula 2000-an, Huawei mengerjakan strategi "globalisasi" yang luas dalam upaya untuk mengolah citranya dari penyedia telekomunikasi Cina ke pembangkit tenaga layanan seluler global seperti kini ini. Dalam motivasi inilah Huawei menegakkan operasi AS di Plano, Texas, pada tahun 2001 dan mulai membina pusat riset dan pengembangan di semua negeri.

Pada tahun 2011, Huawei menandai peringatan 10 tahun di Amerika dengan membuka kantor pusat R&D Futurewei seluas 200.000 kaki persegi di Santa Clara, California. Perusahaan tersebut mengatakan pada ketika itu kemudahan tersebut tergolong "laboratorium riset mutakhir" dan akan konsentrasi pada pengembangan "solusi komunikasi generasi mendatang guna pelanggan AS sambil menyokong upaya riset R&D global Huawei."

Tetapi bisnis menjadi lebih sulit untuk Huawei di Amerika Serikat pada tahun berikutnya, sesudah Komite Intelijen Rumah AS merilis suatu laporan yang mengklaim perusahaan itu mempunyai risiko ketenteraman nasional dan risiko privasi konsumen. Huawei sudah lama menyangkal bahwa tersebut menimbulkan ancaman.

Gedung Putih beraksi atas kekhawatiran tersebut pada Mei saat menambahkan Huawei dan 69 bisnis afiliasinya ke susunan hitam ekspor, memberi batas perusahaan-perusahaan Amerika dari menjualnya tanpa lisensi. Departemen Perdagangan pekan kemudian memperpanjang dispensasi sementara guna aturan itu, namun mengklarifikasi dispensasi sebagian besar terbatas pada memungkinkan penjualan suku cadang guna produk yang telah ada - bukan yang baru. Ia pun menambahkan 45 lebih tidak sedikit afiliasi Huawei ke susunan hitam.

Kumpulan hitam itu memiliki akibat yang jelas untuk Huawei, sampai-sampai tidak dapat melakukan pembelian komponen dari pemasok urgen AS, laksana Google (GOOG) dan Intel (INTC). Tetapi tersebut juga membuat masalah untuk Futurewei. Itu berarti tempat AS Futurewei tidak dapat lagi mentransfer kekayaan intelektual atau rahasia dagang ke markas besar China Huawei atau afiliasi susunan hitam lainnya di semua dunia, kata perusahaan itu. Sekarang, riset dan pengembangan yang dilaksanakan di Futurewei sebetulnya tidak bisa diimplementasikan ke dalam produk Huawei baru.

Bulan lalu, Huawei membebastugaskan sekitar 600 karyawan Futurewei AS - sekitar separuh dari total tenaga kerja AS - dan menutup sejumlah lokasi kantor sebagai hasilnya. Setidaknya 200 dari PHK itu berasal dari kemudahan penelitian Santa Clara, menurut keterangan dari pemberitahuan WARN yang dikemukakan kepada negara.

Masa depan Futurewei


Karyawan Futurewei yang tersisa akan konsentrasi menyelesaikan proyek yang telah berjalan sebelum pembatasan, kata Tim Danks, presiden kemitraan kemitraan dan manajemen risiko Huawei. Untuk ketika ini, kekayaan intelektual guna proyek-proyek tersebut akan tetap di Amerika Serikat sebab perusahaan bercita-cita untuk berkompromi dengan Gedung Putih. Tetapi bisa jadi kompromi seperti tersebut terjadi dalam masa-masa dekat sepertinya tipis, kata Kennedy.

"Mungkin mereka bercita-cita untuk evolusi administrasi, evolusi prioritas," kata Kennedy. "Tapi saya pikir terdapat konsensus bahwa Huawei ialah masalah ... dan kekhawatiran tersebut akan hidup lebih lama dari Trump."

Itu dapat berarti investasi Huawei yang terus-menerus dalam riset dan pengembangan AS kesudahannya tidak terdapat hasilnya. Tergantung apa proyek-proyek itu, itu dapat menjadi kerugian nyata untuk perusahaan.

Danks tidak merinci sifat proyek yang sedang berlangsung. Tetapi di masa lalu, pekerja Futurewei sudah mengembangkan teknologi yang berhubungan dengan bidang inti bisnis Huawei, laksana metode guna pembelajaran mesin pada jaringan nirkabel dan satu guna transfer data terenkripsi pada jaringan 5G, menurut keterangan dari pengajuan dengan Kantor Paten AS.

Dan Danks menuliskan tidak jelas apakah Huawei akan mengerjakan investasi dalam proyek-proyek riset baru AS ke depan. Huawei menginvestasikan $ 500 juta di Futurewei pada 2018 dan sudah merencanakan untuk mengerjakan investasi $ 600 juta pada 2019 sebelum dimasukkan dalam susunan hitam.

"Ini menciptakan sulit untuk mengerjakan penelitian dan pengembangan yang bakal masuk ke produk masa depan," kata Danks.

Tantangan Ekstra Untuk R&D


Menambah kendala itu: Banyak universitas penelitian Amerika mengindahkan peringatan pemerintah AS dan menghentikan kemitraan dengan Huawei dalam sejumlah bulan terakhir. Huawei mempunyai lebih dari 50 kemitraan riset dengan universitas-universitas Amerika tahun lalu.

Dari 2014 sampai 2018, perusahaan menunaikan lebih dari $ 10 juta dolar dalam format hadiah dan kontrak ke universitas-universitas AS, menurut keterangan dari data dari Departemen Pendidikan. Namun baru-baru ini, MIT, Stanford, Princeton, Universitas California San Diego dan yang lainnya semuanya menyimpulkan hubungan riset dan pendanaan dengan perusahaan atas masalah ketenteraman nasional dan penempatannya dalam susunan hitam ekspor.

Stanford menuliskan dalam sebuah pengakuan bahwa pihaknya menanam moratorium pada kemitraan dengan atau hadiah dari Huawei "karena paling hati-hati" dan "tidak menyadari tidak layak timbul dari sokongan masa kemudian yang telah diserahkan Huawei untuk Stanford." Huawei sudah menjadi anggota dari dua program riset di universitas, yang satu berfokus pada kecerdasan produksi dan yang beda pada solusi tantangan kiat yang rumit.

Peluang untuk menyusun kemitraan laksana ini ialah bagian dari dalil perusahaan asing menciptakan pos riset dan pengembangan AS. "Kami mempunyai komunitas peneliti dan penyandang dana dan universitas yang paling besar dan dinamis serta kesempatan untuk menguji coba sekian banyak  teknologi," kata Kennedy. "Itulah sebabnya AS ialah salah satu inovator terkemuka dunia."

Perusahaan asing yang mengerjakan investasi dalam pembangunan pun mempunyai sisa guna untuk Amerika Serikat, kata semua ahli. "Jika anda mempunyai talenta terbaik di Amerika Serikat dan perusahaan sangat inovatif, yang menciptakan kita sedang di garis depan dalam pengembangan teknologi sampai-sampai kita tahu ke mana arahnya, tersebut memiliki tidak sedikit manfaat," kata Martin Chorzempa, seorang peneliti di Institut Peterson guna Pembangunan Internasional.

"Jika anda mempunyai talenta terbaik di Amerika Serikat dan perusahaan sangat inovatif, yang menciptakan kita sedang di garis depan dalam pengembangan teknologi sampai-sampai kita tahu ke mana arahnya, tersebut memiliki tidak sedikit manfaat," kata Martin Chorzempa, seorang peneliti di Institut Peterson guna Pembangunan Internasional.

Huawei, bagaimanapun, menuliskan rintangan di Amerika Serikat tidak memperlambat upaya pengembangannya di lokasi lain. Danks menuliskan perusahaan masih mempunyai kemitraan riset dengan lebih dari 300 universitas di semua dunia dan Huawei telah mengawali penelitian mengenai 6G - generasi berikutnya dari teknologi jaringan nirkabel - di Kanada, dalam kemitraan dengan sejumlah institusi. "Sebagai pemimpin global dalam telekomunikasi, anda harus melihat masa mendatang terlepas dari iklim politik ketika ini," kata Danks. | Situs Judi Poker Online Terpercaya